|
Kelompok
Tani Organik
Pupuan
|
|
Bambu pada awalnya merupakan tumbuhan
liar, tidak dibudidayakan, banyak ditemukan di hutan, dilereng gunung dan
sungai yang juga berfungsi sebagai konservasi
tanah. Tumbuhan ini tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah
beriklim dingin, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 4000 m diatas
permukaan laut serta dapat berkembang baik di daerah beriklim lembab dan panas
( Widjaja, 2001). Bambu saat ini sudah banyak ditanam dan tersebar di seluruh dunia terutama di berbagai negara Asia termasuk Indonesia, dan merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang sudah sangat akrab dengan kehidupan masyarakat, karena fungsinya yang multiguna, mulai dari pemenuhan akan bahan perumahan, sandang dan juga pangan, serta dapat menjaga keseimbangan lingkungan hidup alam, disamping lingkungan hidup keanekaragaman hayati (Anonymous, 1998). |
|
Di Indonesia rebung yang biasa di konsumsi adalah jenis Betung (Dendrocalamus asper), bambu Legi (Gigantochloa atter) tumbuh di Jawa dan
bambu ‘Tabah’ (Giganthochloa
nigrociliata) yang banyak ditemukan di daerah Tabanan Bali dan beberapa
tumbuh di Sukabumi, Jawa Barat. Selama ini informasi mengenai
rebung bambu di dunia termasuk rebung bambu ‘Tabah’ secara detail masih
sangat sedikit dipublikasikan.
Beberapa penelitian tentang bambu
sampai saat ini lebih ditujukan untuk keperluan kebutuhan industri,
seperti bahan bangunan, kertas, serat untuk sandang dan kerajinan. Hasil penelitian penyimpanan rebung bambu Betung (Dendrocalamus asper) setelah pemanenan, kemudian disimpan pada keadaan suhu kamar, menunjukkan daya simpan sampai 2 (dua) hari. Kerusakan ditandai dengan timbulnya warna coklat pada luka rebung karena pemotongan, kemudian terjadi pengkriputan rebung dengan diikuti bau urine (acrid) serta pertumbuhan jamur dan lendir (Kencana, 1991). |
|